Dear visitor.............

I am happy to release this blog, containing simple articles about architecture & some of my JiPeg collection.
I wish you'll enjoy it.
The first is about the beginning of Gothic, Renaissance, Baroque & Rococo period in Europe early 11 century which influenced the way of modern architecture had risen later in 20 century, whereas Industrial Revolution & art movements like Art Nouveau & The Supersensualists were strongly coped Europe.
Nowadays, the relation between architecture & global business become more stronger, photographs on the right column shows the evident.
So that, my fellow visitors, with this Blog you could see the way I learn about architectural matter.
I can assure you that, NOT ANY sentence & even one JiPeg have taken from WebSite.
And I also would like to ask your commitment NOT TO COPY anything from this blog.

Saturday, April 24, 2010

Bangunan ramah LINGKUNGAN ?

GOOD DESIGN & GOOD BUSINESS - To reflect the value oc company

KYOTO & MONTREAL PROTOCOL - In GREEN building

GREEN HOUSE EFFECT - Mara ISKANDAR

GLOBAL WARMING POLLUTION - Al GORE, former vice president - GREENBUILD 2009

HOW SERIOUS AN ENVIRONMENTAL THREAT? - The Lion magazine - February 1990

However, IT'S NOT EASY BEING GREEN - Harvard Business Review - May-June 1994

GREEN BUILDING - Proyeksi magazine, Nov-Dec, 2005

RESIDENTIAL 128 - Stuttgart - Germany, 2009 - arch. Prof. Werner SOBEK (Univ. of Stuttgart) - LEED Award, triple O (zero energy, emission & waste) - Designing the future - Kompas news, May 24, 2009 (Goethe Haus exhibition-Jakarta, May 2009)

THE ESPLANADE - Singapore - Investor Daily - September 2, 2007

ECO FRIENDLY house - HONGKONG - AsiaWeek, May 2001

BEIJING WATER CUBE Pool Stadium - Bisnis Indonesia, August 11, 2008

GREATER LONDON AUTHORITY - LONDON, 2003 - arch. Norman FOSTER - NewsWeek magazine, November 22, 1999

WATER CUBE - Beijing 2008 - POLYHEDRON BASE - Olympic Stadium - arch. PTM & Ove Arup


IS NOT EASY GOING GREEN - Review Indonesia magazine, October 1993

Kenneth YEANG - Menara MESINIAGA - KL, 1996 - Bio Climatic Architecture - Kompas news, August21, 2005

Dari masa kemasa keberadaan bangunan selalu mengikuti perubahan kebutuhan masyarakat dan perkembangan teknologi. Sejak mulai berakhirnya zaman batu (Neolithikum) sekitar 2000 BC hingga pada zaman dikenalnya perunggu (Megalithikum) masyarakat sudah berusaha menghindar dari kekerasan alam dengan berlindung didalam goa hingga mencoba membuat rumah sederhana dengan bahan dari batu dan kayu2an. Revolusi industri pada abad 19 membuat bangunan mulai bertransformasi menjadi suatu bentuk mega struktur dengan pemakaian teknologi yang membutuhkan energy berasal dari sumber2 alam yang tidak akan tergantikan. Masa tersebut menjadi titik awal terjadinya degradasi lingkungan alam selama seratus tahun lebih sampai saat ini, hingga akhirnya muncul kesadaran dari sebagian besar masyarakat untuk mulai memikirkan bangunan yang tidak lebih jauh merusak lingkungan.

Tulisan ini merupakan pendapat tentang korelasi antara keberadaan bangunan sebagai hunian dengan konservasi lingkungan pada masyarakat urban perkotaan. Istilah populer adalah GREEN building atau sustainable building yang dapat memberikan rasa nyaman, sehat serta ekonomis dalam pengelolaannya (Proyeksi, Des. 2005).
Dapat ditegaskan bahwa konsep GREEN building sama sekali tidak berkaitan dengan usaha menanam tanaman disekeliling bangunan (ini namanya ECO friendly living atau sustainable environment)), lihat saja The ESPLANADE-Singapore yg mendapat LEED award, bangunan itu dapat dikatakan "gersang", karena sekelilingnya didominasi pengerasan....yakan?!

PENDAHULUAN
"A green design is to save energy by making our design more efficient"
Arch. William McDonough - NewsWeek magazine
Diawal tahun 20 an berkembang paham Platonic pada disain bangunan yang mengagungkan bentuk2 murni geometris seperti kubus, bola ataupun bentuk piramidal. kemudian dipertengahan tahun 60 an muncul pula pandangan "The Supersensualist" di Eropa yang dapat dianggap sebagai kelanjutan dari paham Art Nouveau (1890), The supersensualist berusaha mendobrak kemonotonan kreatifitas para artis sebelumnya didasari dengan kemajuan teknologi pada seluruh bidang industri saat itu. Mulai tahun 90 an muncul satu paham baru tentang bentuk massa bangunan yang mendobrak pemahaman aliran modern arsitektur, Post Modern serta Late modern, yaitu paham yang didasari pada kemajuan material bahan bangunan dan teknology struktur yang sangat fenomenal, diistilahkan sebagai Deconstructivism yang dimotori para arsitek Avant Garde seperti Zaha Hadid, Santiago calatrava dan Rem Koolhaas.

Sejalan dengan munculnya aliran Deconstructivism, timbul pula kesadaran untuk mulai melestarikan lingkungan dengan pemikiran dan upaya untuk menciptakan bangunan yang bersifat Eco-Friendly Living, terlihat dari usaha yang dilakukan oleh arsitek kenneth Yeang pada tahun 90 an yang memperkenalkan konsep arsitektur Bio-Climatic pada Menara Mesiniaga di Kuala Lumpur (Aga Khan Award, 1996), lalu Greater London authority karya Sir Norman Foster serta Wisma Dharmala di Jakarta karya Paul Rudolph (apa bener?), ketiganya dapat menjadi contoh usaha penerapan konservasi energy pada operasional bangunan


KOTA SEBAGAI TEMPAT TINGGAL
Menginjak milenium ketiga ini lebih banyak orang memilih untuk tinggal ditengah kota dibanding didaerah pinggir. Kondisi tersebut sudah jau berbeda dengan yg pernah dikatakan oleh Aristoteles pada sekitar tahun 999 (The Economist, 1999), hal tersebut tercermin dari kemunculan puluhan kota baru yg terbentuk di Indonesia dalam periode sepuluh tahun terakhir ini (Bisnis Indo, Nov. 2008). Antisipasi Agung Podomoro (AP) sebagai developer dengan konsep "Back to the city", dapat dipakai sebagai bukti bahwa kota saat ini lebih diminati oleh masyarakat. Guna menunjang konsep tersebut, idealnya phisik kota harus dapat membuat masyarakatnya hidup serta berusaha dengan nyaman, dengan jalan apabila kualitas ekologi perkotaan dapat menunjang kehidupan normal, maka dampaknya akan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat serta mempercepat laju perekonomian didalamnya ( Fotune, Nov. 1996).

WORKS CITED
1. Editor (1999), The end of urban man? Care to bet, The Economist, Millenium Special Edition, December 31, 1999
2. Precourt G & faircloth A (1996), Best cities: Where the living is easy, Fortune mag, Nov. 11, 1996
3. Forbes A (1995), Environment: Eco-friendly image takes hard work to be seen green company need more than basic PR, Asian Business, Vol. 31, No. 12, December 1995
4. PPSML-UI (2000), Himpunan peraturan tentang pengelolaan lingkungan hidup, UI, Jakarta
5. Johnson, S (1993), Greener building: Environmental impact of property, The MacMillan Press, Ltd
6. Jencks, C (1985), Modern movements in architecture, Penguin Books Ltd., England
7. Smith, M et.al (1998), Greening the built environment, Earthscan Publication Ltd., UK
8. McGuigan, C (1999), Architecture: renaissance on the river, NewsWeek mag, Nov. 11, 1999
9. Bisnis Indonesia News - 29 Agustus 2007 & 13 Agustus 2008 & 5 Nov. 2008
10. Bisnis Properti mag - June 1993
11. Kompas news - 21 Agustus 2005 - Menara Mesiniaga
12. NewsWeek mag - Nov. 22, 1999 - Greater London Authority

No comments:

Post a Comment