Dear visitor.............

I am happy to release this blog, containing simple articles about architecture & some of my JiPeg collection.
I wish you'll enjoy it.
The first is about the beginning of Gothic, Renaissance, Baroque & Rococo period in Europe early 11 century which influenced the way of modern architecture had risen later in 20 century, whereas Industrial Revolution & art movements like Art Nouveau & The Supersensualists were strongly coped Europe.
Nowadays, the relation between architecture & global business become more stronger, photographs on the right column shows the evident.
So that, my fellow visitors, with this Blog you could see the way I learn about architectural matter.
I can assure you that, NOT ANY sentence & even one JiPeg have taken from WebSite.
And I also would like to ask your commitment NOT TO COPY anything from this blog.

Thursday, April 22, 2010

Pengenalan setiap pergerakan ARSITEKTUR

MIES & Phyllis LAMBERT (Daughter of SEAGRAM Building's owner) - NewsWeek magazine, July 2, 2001

LEVER BROTHER Building - NY, 1952 - Steel & Glass - arch. Gordon BUNSHAFT & SOM

BAUHAUS Bulding - Dessau - Germany, 1926 - arch. Walter GROPIUS


LE CORBUSIER - Architect - Purism style

PENGANTAR
Pembaca yang budiman, tulisan dibawah ini merupakan sebagian dari gambaran perkembangan arsitektur dunia yang sangat bersinggungan dengan perkembangan sosial-politik, terbentang dari tahun 1920 sampai 1970 di Eropa dan Amerika Serikat yang berpedoman pada metode Six Tradition dari Claude Levi Strauss. Tetapi pada tulisan ini saya hanya menelaah perkembangan arsitektur dilihat hanya dari salah satu metode 6 Tradition tersebut, yaitu Idealist Tradition. Selamat membaca.

PROLOG: KERAGAMAN DALAM PENDEKATAN
Pada era permulaan 80 an, di Amerika dan Eropa berkembang pandangan yang konvensional diantara para sejarahwan, pengamat seni dan architecture, serta juga disebagian masyarakat, tentang teori serta kenyataan bahwa pergerakan dari modern arsitektur memang betul ada. Sejarah modern arsitektur pada satu sisi merupakan satu rangkaian peristiwa yang menggambarkan peningkatan kehilangan identitas yang sangat jelas memasuki masa krisis selama abad 18 & 19. Pada sisi lain memperlihatkan usaha yang subyektif dalam memulihkan identitas yang hilang tersebut melalui prinsip baru beserta perubahan besar dalam struktur organisasi para pekerja intelektual yang turut serta dalam urun-rembuk dengan pembangunan lingkungan manusia. Ada pula pendapat lain yang menyatakan bahwa pergerakan moodern tersebut adalah satu usaha untuk menciptakan pergerakan arsitektur yang tidak bersifat sejarah dari fungsionalisme dimana pandangan tentang ruang harus dapat tercipta dari bahan bangunan yang berteknologi baru.

Pada dasarnya sejarah dari pergerakan arsitektur modern yang dapat dikategorikan sebagai arsitektur kontemporer sangatlah beragam, baik sejarah dari struktur yang membentuk lingkungan manusia yang secara bebas memilih bentuk arsitekturnya sendiri, sejarah dari percobaan untuk mengontrol dan mengarahkan struktur tersebut, sejarah dari intelektual yang pernah menemukan cara dan metode untuk setiap percobaan tersebut, serta sejarah dari satu bahasa baru yang mana mengesampingkan seluruh harapan untuk sampai pada kata2 yang absolut dan pasti, yang telah berusaha untuk membatasi area dari kontribusi tertentunya.
Dalam khasanah arsitektur, yang dimaksud dengan modern movement oleh para sejarahwan, dapat diartikan sebagai perkembangan arsitektur yang diistilahkan sebagai "The true style of our century". seperti halnya sejarahwan Nikolaus Pevsner (1960) dalam bukunya "Pioneers of modern design" membuat pernyataan yang cukup jelas tentang beberapa perkembangan tersebut, dimana pada tahun 1914 dianggap sebagai "The style of the century".
Menurut Pevsner lebih lanjut, style adalah satu2 nya gaya yang dapat menggabungkan segala aspek kehidupan didalamnya, seperti ekonomi, sosiologi, material serta aspek fungsi. para sejarahwan bidang arsitektur saat itu diyakini garis argumentasi yang sama secara mutlak, yaitu hanya secara single tradition seperti paham "International Style" yang berkembang kemudian disekitar tahun 50 an. Hal ini diperkuat dengan dugaan bahwa para sejarahwan memakai teori Zeitgeist atau teori "Single strand", yang melihat pergerakan secara sepotong2 serta memahami keaneka ragaman pergerakan dengan metode yang berlainan dan didalam setiap bagian yang berlainan. Dari pihak sejarahwan, argumentasi ini membuat paham "Futurism & Expressionism" dibidang arsitektural terabaikan saat itu, yang mana seharusnya pergerakan arsitektur harus dapat dilihat secara utuh dan dari berbagai sudut pandang pemikiran seperti "Multivalent, Camp (di Amerika) dan POP (di Inggris) dengan didasari metode 6 Tradition (ET) yang diklasifikasikan berdasarkan struktur analisis dari Claude Levi Strauss (CLS) terhadap perkembangan modern arsitektur sejak tahun 20 an hingga 70 an.

Pada beberapa tingkatan yang abstrak, ada beberapa pamahaman dari sejarahwan yang masih dapat dipakai yaitu seperti "Influential & perfected". Influential adalah bagian dari pergerakan yang berada dalam tradition atau problem situasi, seperti pembangunan dari Communal House di Russia atau pergerakan POP di England. Sedangkan Perfected dapat dilihat dari hasil karya Le Corbusier (LC), James Stirling (JS) dan Aldo van Eyck (AVE) yang multivalent. Dalam hal ini karya mereka sangat signifikan dari sudut pandang arsitektural, sehingga para sejarahwan cenderung diharapkan untuk berhenti mengomentari dan selanjutnya analisa terhadap internal relation sebaiknya diambil alih oleh para arsitek sendiri.
Pada masa itu paham Multivalent disepakati mempunyai empat kualitas yang berbeda yaitu; kreasi yang imajinatif atau meletakan setiap bagian pada arah yang baru, kemudian, sejumlah bagian yang dapat ditransformasikan, berikutnya adalah hubungan antara setiap bagian yang menghasilkan kreasi baru dan terakhir, membuat setiap bagian dapat memodifikasi diri sendiri.
Contoh hasil karya yang mencerminkan Multivalent adalah karya LC yaitu Unite D'Habitation di Marseilles, France (1947-52) dengan memperlihatkan fusi yang imaginatif, serta hasil karya Frederick Gibberd (FG) yaitu Liverpool Cathedral di England (1960-67) yang memperlihatkan penyatuan setiap bagian yang menampilkan citra Univalent.
Atas dasar tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa, arsitek Multivalent berkarya sebagai Catalyst dalam alam pikiran mereka, memprovokasi interpretasi baru secara keseluruhan dimana walaupun hanya dengan cara yang minim akan mempengaruhi setiap individu.

POLITIK dan ARSITEKTUR
Metode ET yang dikembangkan oleh CLS untuk menjabarkan serta mengklasifikasikan arah perkembangan arsitektur di Eropa dan Amerika terbentang dari tahun 1920 sampai 1970 an terbagi dalam periode yang diistilahkan dengan Tradition, yaitu tradisi Logical. Idealist, SelConsious, Intuitive, Activist dan tradisi UnselfConsious. Dalam perkembangannya leseluruhan tradisi selalu saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tapi walaupun begitu, pergerakan arsitektur tidak pernah menjadi satu kesatuan yang jelas, karena selalu ada kesempatan untuk merubah bentuk serta ide setiap waktu walaupun telah terjadi perubahan sebelumnya. Lebih lanjut, berlawanan dengan evolusi yang alamiah, dalam lingkup arsitek masa tiu terkesan adanya lompatan2 dari satu bentuk kebentuk lainnya serta cenderung mengadopsi apapun yang mereka sukai. tapi apa sebenarnya yang dapat dikatakan sukses dari sat karya arsitek, adalah bentuk yang dapat menerapkan keseluruhan dari ET serta dapat menciptakan penyatuan dari daya tarik serta bentuk Multivalent. Walaupun demikian, dengan didasari oleh keanekaragaman serta kompleksitas yang terjadi, terdapat satu bentuk perkembangan yang memperlihatkan bahwa para arsitek tetap menerapkan overlapping terhadap ide dan bentuk. Seperti yang dapat diamati selanjutnya, didalam tradisi Logical, para arsitek mempelajari keterkaitan antar disiplin dari matematik, geometri dan engineering, sementara pada saat yang bersamaan mereka terkesan mendukung nilai tradisional dari engineer, cenderung tidak menonjolkan diri, orientasi terhadap pelayanan, efisien, terbuka untuk perubahan serta terukur. Dengan sekian banyak disiplin serta nilai psikologis yang saling berkaitan dapat membuat setiap bagian tradisi akan terhindar dari benturan ideologi yang bertolak belakang yang muncul dari setiap tradisinya. Oleh karena itu setiap jenis karya arsitektur dalam setiap tradisi tetap dapat berkembang secara bebas.

Uraian dari ET tidak dapat dilepaskan dari perkembangan politik pada setiap zamannya yang membentuk latar belakang dari setiap pergerakan, karena paham2 politik tersebut telah sangat mempemngaruhi pergerakan dari modern arsitektur di era 20 sampai 70 an. Tetapi dikarenakan para s=arsitek dimasa itu selalu membuat karyanya cenderung berdasarkan situasi sosial dimasyarakat, maka sering karya mereka menimbulkan masalah dikarenakan ketidak sesuaian paham dengan politik penguasa. peran arsitek pada masa itu dihadapi dengan tiga bentuk situasi pada setiap karyanya, yaitu, pertama mereka cenderung harus tergantung pada setiap kolektif klien saat itu, seperti pemerintah, partai politik, penguasa wilayah ataupun sekelompok pengusaha. Kedua, secara umum mereka dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat pemakai karya mereka, tapi pada kenyataannya bukan berarti mereka dapat melakukan perubahan sosial di masyarakat. Yang keyiga, arsitektur adalah politik yang tertuang dalam hasil karya seni, karena merupakan kristalisasi dari kenyataan dimasyarakat, mempunyai nilai sosial serta mempunyai misi kultural jangka panjang.
Pada akhirnya, bias2 politik dapat diadaptasikan dalam mengamati pergerakan arsitektural pada masa 20 hingga 70 an, dapat dilihat dari pengaruh perkembangan arsitektur dikemudain hari seperti pengembangan dari machine Aesthetic; International Style; konsep Space Time, argumentasi terhadap moralitas baru, kebenaran terhadap kebendaan dan tanggung jawab sosial, sert aefek dari pemakaian teknologi baru seperti kaca , logam, struktur Pneumatic dan Air Condition. Seluruh aspek tersebut berperan sebagai bagian penting pada perkembangan arsitektur serta tidak dapat dikesamingkan peranannya, tapi dapat dibahas lebih jauh dengan masukan2 dari hasil pelaksanaan paham politik dan motif yang melatar belakangi para arsitek dalam berkarya.

TRADISI IDEALIST
sebagian akhli meyakini bahwa tradisi Idealist merupakan inti dari modern arsitektur. Para arsitek seperti LC, Mies van Derohe (MR) dan Walter Gropiuos (WG) dengan jelas menyatakan bahwa keseluruhan dari ET selalu berkisar pada beberapa ciri sosial yang ideal seperti Humanitarian Liberalism, Reformist Pluralism dan social Utopianism yang samar. Ciri tersebut masih terus diterapkan oleh para arsitek sesudahnya seperti Aldo van Eyck (AE), Louis Khan (LK) dan James Stirling (JS), dan apabila ada beberapa tujuan yang berbeda, komiten terhadap apa yang dinamakan idealisme pada umumnya masih dapat terlihat. Oleh karena itu, para arsitek melihat keseluruhan hal idealisme tersebut sebagai tangung jawab untuk membuat pendangan alternatif terhadap kenyataan sosial.
Berlainan dengan teori Materialist dari marxist, para arsitek masa itu tidak mengkonsentrasikan diri mereka sebagai pelaku sejarah pembuat perubahan, tetapi seperti Platonic Idealist, mereka cenderung mambawa karya mereka kepada kesempurnaan.
Dimulai dengan tulisan LC dimajalah L'Esprit Nouveau yang sangat berpengaruh di Berlin dan Moskow, penekanan LC kepada Idealist, membangun pengertian atau latar belakang dari apa yang dinamakan New Architecture dimana pada akhir dekade 20 an melahirkan Heroic Period, yaitu masa perjuangan untuk mempertahankan eksistensi arsitektur. LC menyatakan dalam tulisannya bahwa "zaman besar' telah dimulai, dikenal sebagai New spirit dari Construction, konsep yang jelas dan The Zeitgeist (spirit of the time), yang mana di Russia paham New Spirit itu melahirkan Constructivism.
Sejalan dengan perkembangannya, tradisi Idealist menjadi perdebatan internasional yang melewati batas negara. Banyak para pengamat melihat semangat serta disiplin mental dalam tradisi Idealist tersebut didasari oleh unjuk kerja mesin (pengaruh revolusi industri?), seperti halnya "buku adalah mesin untuk membaca", "lukisan adalah mesin untuk menggerakkan manusia" dan LC juga membuat pernyataan bahwa "rumah adalah mesin untuk kehidupan". sebagian pengamat lain juga membuat pernyataan seperti "buku adalah mesin untuk berpikir", "teater adalah mesin untuk berakting", serta "ide adalah mesin untuk menciptakan bentuk kesenian". Untuk menunjukkan seberapa Platonic nya keseluruhan pernyataan tersebut, arsitek Theo van Doesburg (TD) membuat pernyataan yang LEBIH GILA lagi yaitu; "mesin adalah sebagai pencipta dari semangat baru" (dasar pada atheis !!) yang dia tuangkan dalam karya arsitektural nya pada warung kopi L'Aubette di Strasbourg (1927). Pada karya tersebut TD menerapkan elemen2 anti natural didasari dengan garis2 lurus, bentuk serta warna-warni dasar, permukaan yang rata dan persegi empat dan menghubungkan bentuk formal tersebut dengan apa yang dapat diproduksi oleh mesin saat itu. Menurut TD selanjutnya, mesin sebagai medium antara manusia dan produk, telah merubah individu dari tingkatan handycraft (lihat Jones, Design Method, 1980, cover buku warna dasar Ijo Pandan) menuju tingkatan Sosial Liberalism, yang mana dilihat dari sudut pandang politik, sosial Liberalism, ciptaan TD tidak hanya didasari pada aspek pengurangan tenaga kerja akibat unjuk kerja mesin, tetapi juga universalisasi serta kualitas yang abstrak. Hal itu dikarenakan bentuk dari sosial Liberalism bersifat kolektif, memberikan penekanan kepada beberapa persamaan diantara individu dan mengarah pada perkembangan dari seni "realisasi menuju kearah abstrak dan universal" dengan usaha serta konsep yang sederhana dari gaya kolektif tersebut. Gambaran dari pengarahan yang modern oleh TD tersebut cukup signifikan (dan membingungkan?).
Sejalan dengan itu penganut seni Avant-Garde (seni garda depan) di eropa juga telah memberi andil yang cukup besar pada masa itu serta memperlihatkan bagaimana mereka dapat melihat mesin dalam pandangan politiksebagai pendobrak batas antar kelas masyarakat dan antar negara serta sebagai pencipta dari demokrasi dan persaudaraan kolektif (itu sebabnya Avant-Garde diganyang oleh Nazi!). Lebih jauh lagi, penyebaran dari Metaphora mesin tersebut menunjukan hasil yang lebih baik dibanding dengan komunikasi internasional.
Metapora mesin tersebut juga mengindikasikan sebagian besar masyarakat Eropa sepakat untuk mencari cara bagaimana menemukan bentuk artistik yang revolusioner bqgi pranata sosial baru yang akan datang.
Beberapa pergerakan yang kreatif pada tahun 20 an ikut andil dalam beberapa bentuk pandangan mesin dalam terminologi politik antara lain seperti paham De Stijl di Holland, Purism di Paris, Constructivism di Russia & Hongaria, expressionism & Utopianism di German, Dada & Surealism di New York, new Criticism & Poetry di england serta State Formalism di Czechoslovakia.

MENURUNNYA KEKUATAN TRADISI IDEALIST
pandangan arsitek yang cenderung apolitik seperti yang Mies (MR) lakukan ternayat membuat menurunnya kekuatan dari tradisi Idealist setelah periode Heroic. pada dasarnya, sosial Utopianism yang pada mulanya mendasari karya2 LC, WG dan CIAM mulai dipengaruhi oleh Modern Aesthetic seperti International Style yang mewabah diseluruh dunia pada dekade 50 an. Efek yang dihasilkan dapat diterima hampir semua pemerintahan serta para pengusaha multi nasional, serta yang lebih penting lagi saat itu adalah membuang idealisme sosial.
Hasil dari kesuksesan tersebut membuat modern arsitektur menjadi identik dengan birokrasi yang berpengaruh. Pada dekade 50 an, gaya dari International Style itu telah mencapai kulminasi pengembangan akhirnya, dengan pemakaian Curtain Wall. Lever Brother Building di Park Avenue, NY (1951) hasil karya Skidmore, Owings & Merril (SOM), Pepsi-Cola serta Seagram Building, karya Mies 7 tahun kemudian, adalah contoh hasil karya penganut International Style.
Dua pertanyaan sering muncul sehubungan dengan gaya International Style tersebut, yaitu apakah sampai sedemikian pentingnya Curtain Wall sebagai penghalang sinar matahari beserta bentuk polanya yang seperti jaring dikembangkan secara estetis untuk bentuk massa bangunan yang berat, seperti halnya MR yang telah memakai seluruh dayanya untuk mencari bentuk curtain Wall hanya bagi gedung2 kantor perusahaan yang memonopoli produk sabun, whiskey dan soda-pop? Kedua, apakah pemakaian yang berulang dari bentuk Curtain Wall cocok untuk menampilkan citra yang luas serta keragaman dari aktifitas yang terjadi dalam setiap bangunannya? Dengan berkembangnya Park Avenue menjadi satu wilayah yang menampilkan citra dari corporate america masa itu, gaya International Style menjadi stereotype dengan Beaucratic School of Architects yang turut memproduksi gaya tersebut (tapi asal tau aja, banunan apartment sekarang banyak juga memakai konsep International style dengan pemakaian Curtain Wall sebagai building envelope, gak percaya? lihat aja di S'pore dan Jakarta, building facade jadi clean 'n cute, Avant Garde lagi !)

Pada permulaan tahun 60, kontradiksi antara teknikal dan keindahan visual pada satu sisi, dan kedangkalan bentuk bangunan yang tidak dapat disanggah pada sisi lain sudah bertambah jelas dimana kekuatan citra Curtain Wall serta estetika2 yang mendukungnya melemah untuk kemudian diganti dengan mazhab pendekatan lainnya, yaitu New Brutalism, gaya yang muncul pada masa transisi dari CIAM ke Team ten dengan para arsiteknya seperti LK, AE dan JS. Apa yang embuat hasil karya penganut New Brutalism tersebut menjadi heterogen, yaitu dengan ddasari hasil penerapan prinsip yang ada dalam periode Heroic tanpa dipengaruhi oleh pemikiran sosial ataupun politik saat itu. Berlainan dengan LC yang mempercayai bahwa arsitek secara sosial dapat mentrasnformasikan masyarakat, sama halnya dengan ide yang harus merefleksikan beberapa prinsip2 yang diminta muncul secara murni. Selanjutnya paham new brutalism ini dikembangkan di The Meta physical School of Architecture dengan LK sebagai motornya yang menekankan tentang "The Quasi-mystical spirit" dari "bangunan itu ingin menjadi apa" telah menempatkan arsitek dalam skala Cosmic, sepeti; ruangan yang alamiah merefleksikan "keinginan" ruangan tersebut untuk menjadi sesuatu.

Hampir semua arsitek penganut paham Idealist saat itu memakai ide dimana setiap bentuk akan berkembang hampir secara alami tanpa elemen struktur utama, selanjutnya bentuk2 dasar tersebut yang menyiapkan kebutuhan tambahan bagi keseluruhan bangunan (?). Oleh karena itu, seperti penganut Purism yang object-type, arsitek dari Metaphysical School tersebut cenderung membuat karya seperti Dome, Tetrahedron, Arch atau elemen generik lainnya seperti mengikuti secara total dari ideal realm nya Plato. Contoh karya dari New Brutalism adalah St Andrew Residence (Scotland, UK, 1964) yang dibuat oleh JS yang berupa pengulangan unit kamar tidur serta mencerminkan pengurangan dari ekspresi esensi dan fungsional yang juga pencerminan dari JS sendiri. Tapi kembali lagi apa kaitannya semua itu dengan politik ? Yang pada satu sisi, adanya usaha untuk mempengaruhi kehidupan pada masyarakat yang memakai peran arsitek dengan cara tidak langsung.

Mara ISKANDAR, Arsitek, master of PM (RMIT-Melb)

Works Cited
1. Jencks, C (1985), Modern movement in architecture, penguin Books, Ltd, England
2. Tafuri, M &Dal Co, F (1976), Modern architecture / 1, Electa Editrico, Milano, Italy
3. Dan referensi2 lainnya (banyak, males nulisnya & rahasia I dong, hehe)

selamat datang didunia arsitektur, not technical, nor art, politics, socialist or humanist ?!

No comments:

Post a Comment