Dear visitor.............

I am happy to release this blog, containing simple articles about architecture & some of my JiPeg collection.
I wish you'll enjoy it.
The first is about the beginning of Gothic, Renaissance, Baroque & Rococo period in Europe early 11 century which influenced the way of modern architecture had risen later in 20 century, whereas Industrial Revolution & art movements like Art Nouveau & The Supersensualists were strongly coped Europe.
Nowadays, the relation between architecture & global business become more stronger, photographs on the right column shows the evident.
So that, my fellow visitors, with this Blog you could see the way I learn about architectural matter.
I can assure you that, NOT ANY sentence & even one JiPeg have taken from WebSite.
And I also would like to ask your commitment NOT TO COPY anything from this blog.

Saturday, April 24, 2010

Sejarah arsitektur modern Indonesia - Era KOLONIAL


CRYSTAL PALACE - London, 1851 - Before burned down 1936 - Cast Iron & Glass building - arch. Sir Joseph PAXTON

PENGANTAR
Halo pembaca semua, tulisan dibawah ini mencoba menelusuri sejarah perkembangan arsitektur modern di Indonesia pada era Kolonial, yang sangat didominasi oleh para arsitek dari negeri Belanda, terbentang diantara periode akhir abad 19 sampai permulaan abad 20. Saya mencoba menceritakan semua secara sederhana berdasarkan dari data2 yang saya dapati baik data yang bersifat Premier maupun Sekunder. Selamat membaca, mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penyebutan nama maupun lokasi, karena masih dalam istilah Holland.

KILAS BALIK
Memang tidak ada kata selain kata "modern" yang dapat dipakai untuk menampilkan karakter arsitektur pada permulaan abad 20 diwilayah Eropa dan Amerika, kecuali mungkin kata tersebut akan kehilangan makna jika dipakai untuk melihat kemunculan dan perkembangan arsitektur diwilayah Asia-Afrika pada masa yang sama.


GAMBARAN SEKILAS
Bagi wilayah Eropa, kemunculan dari pergerakan arsitektur modern dimulai pada saat diadakannya satu exchibition kelas dunia di The Crystal Palace, London tahun 1851. Hampir seluruh negara di Asia-Afrika dan Eropa memamerkan produknya yang sangat beraneka ragam. Pada masa itu, akibat dari interaksi yang terjadi antar setiap kebudayaan, telah membuat bangsa Eropa pada masa itu mengevaluasi kembali standard dari kualitas artistik yang telah mereka anut sebelumnya, termasuk juga dibidang arsitektural yang telah menimbulkan perdebatan serius dikalangan masyarakat professional Eropa.


LATAR BELAKANG
Perkembangan arsitektur di Holland sejak akhir abad 19 ditandai dengan pembangunan stasiun pusat kereta api tahun 1874-79 dan De Rijks museum tahun 1876-85 dikota Amsterdam oleh arsitek PJH Cuypers. Pada masa itu Cuypers merupakan arsitek senior yang telah mengarahkan banyak arsitek junior Holland menjadi besar, antara lain MJ Hulswit yang pada tahun 1898 membangun gereja Katedral pertama di Jakarta. Hulswit juga dapat dikatakan sebagai arsitek pertama yang berada di Indische (Indo) pada masa itu. Arsitek berikutnya yang datang ke Indo adalah Hendrik Petrus Berlage yang mendisain kantor asuransi "De Algemeene Maatschapij voor Levensverzekering en Lijfrente (nama koq kriting gini?) di Surabaya tahun 1900, jga kantoor asuransi "De Algemeene Nederlanden van 1845" di Jakarta tahun 1913, tetapi kedua karya tersebut menurut sebagian pengamat tidak banyak menampilkan perkembangan dari arsitektur Indisch. Kemudian pada permulaan abad 20, mulai banyak rumah2 di Jakarta yang dibangun bergaya "omantic style" dengan berbagai macam kualtas. Periode itu dapat diistilahkan sebagai "Periode Imitasi" yang dibawa oleh para arsitek dari Belanda. Pada permulaan abad 20 juga mulai bermunculan vila2 para komunitas Holland "totok" dengan bentuk yang sudah beradaptasi dengan klimatologi dan kondisi sosial di Indo pada masa itu.

PERGERAKAN ARSITEKTUR MODERN DI INDO
Pada tahun 1909 arsitek Holland, Eduard Cuypers membuka kantoor di Batavia bersama dengan MJ Hulswit serta AA fermont, mereka dapat dikatakan sebagai arsitek terkenal pada masa itu diwilayah Indisch (maksudnya pulo Jawa khalee?). Hasil karya pertama mereka adalah Javasche Bank (Bank Indo) di Jakarta Kota tahun 1910. sebagai catatan, pengembangan kantoor pusat Bank Indo pernah dilakukan oleh arsitek JM Goenewegen dan F Silaban pada tahun 1956-66 (Kompas, 12 Jan 2003).
Kembali pada ketiga arsitek Holland diatas, hingga tahun 1929 mereka menciptakan disain untuk 14 bangunan bagi Javashe Bank tersebut. Konsep utama dari Javanisch bank yang berasal dari Holland dibawa oleh Cuypers yang sangat dipengaruhi oleh konsep "The Empire Style" yang dipakai oleh British di India. Komentar dari Berlage adalah, dia mengklasifikasikan disain bangunan dari Cuypers tersebut sebagai modern dan sedikit bergaya Renaisance (era Renaisance sekitar abad 14-15 M, yang dikenal sebagai era "starting point" dari sejarah kelahiran peradaban modern dunia barat (Eropa - baca juga tulisan saya tentang Renaisance arch).
kemudian arsitek Ir. Frans Johan Louwrens Ghijsels dai Holland datang ke Batavia tahun 1910. Arsitek kelahiran Tulung Agung ini merancang stasiun kota Jakarta yang resmi beroperasi pada 8 Oktober 1929. Ghijsels pada saat itu adalah ketua dari ALGEMEEN INGENIEURSEN ARCHITECTENBUREAU (AIA). Disain2 Ghijsels lainnya yang ada di Jakarta, banyak mengacu pada gaya Frank Lloyd Wright seperti Rumah Sakit PELNI di Jatipetamburan, Departemen Perhubungan Laut, Kolam Renang Cikini (sudah lenyap) dan RS Panti Rapih di Jogyakarta. Karya arsitektur brikutnya adalah bangunan pabrik "Nederlandsche Handels Maatschappij" dijalan Pintu Besar jakarta Kota pada tahun 1929 oleh arsitek J de Brujn. Bangunan tersebut dapat dijadikan contoh yang bagus dari arsitektur modern di Indo, konsep yang jelas dengan dua muka bangunan untuk melindungi dari sinar matahari langsung dengan dekorasi yang minim kontras dengan disain bangunan Javasche Bank. Pada saat fermont sebagai arsitek terakhir yang meninggal, kantoor arsiek AIA ditutup tahun 1954. Bangunan2 lain dengan memakai AIA disain adalah gedung BAPPENAS di Taman Suropati jakarta tahun 1925 serta stasiun pusat kereta api di Jakarta tahun 1929.

Pergerakan arsitektur modern di Indo juga tidak dapat mengesampingkan peran dari arsitek berikutnya yaitu Pieter Adriaan Jacobus (PAJ) Mooijen yang juga seorang Town Planner dan Pelukis, tiba di Indo tahun 1903. Pernyataan dari Mooijen cukup jelas tentang kualitas arsitektur disertai dengan kritiknya terhadap degenerasi dari profesi arsitek yang dia amati. Mooijen juga menentang paham "The Empire Style" yang menurut dia sangat tidak punya spirit, imitatif dan menampilkan kematian dari paham "hellenisme" (?). Sebagai Town Planner, Mooijen juga membuat disainsketsa untuk renovasi dari "De Kooningsplein Noord" (Medan Merdeka Utara) jakarta pada tahun 1913-14, serta dia juga membuat disain perluasan wilayah Gondangdia di Jakarta Pusat. Karya arsitektur yang cukup sukses dari Mooijen adalah bangunan kantoor pusat Bataviaasch Kunstkring (Ikatan Kesenian Batavia) tahun 1913 yang berlokasi pada pertemuan jalan Teuku Umar, Cut Nya' Dien dan Cut Meutia di Gondangdia yang dapat dikategorikan sebagai Pre-Modern design, berpenampilan sederhana agak bergaya Renaissance, bangunan tersebut dipakai sebagai kantoor Imigrasi sampai akhir tahun 1955 (sekarang?).
Mooijen termasuk arsitek yang juga mempunyai perhatian terhadap perlindungan bangunan Heritage di Indo saat itu. Sebagai President dari "Bond van Nederlandsche Indische Kunstkringen (Society of Arts) dia turut dalam membuat aturan guna melindungi bangunan2 bersejarah, dan dia memproklairkan "Monumenten Ordonantie" pada tahun 1931. Pada masa perang dunia kesatu banyak arsitek Holland yang "ngacir" ke Indo (pulo Jawa), mereka biasanya mengkombinasikan diri sebagai profesional arsitek dan juga sebagai pemilik bangunan.

Pada tahun 1916 kantoor Ikatan arsitek Holland-Indische terbentuk dengan nama kantoor AIA (Algemeen Nederlansche-Indisch Architecten en Ingenieurs Kantoor) pendirinya adalah arsitek FJL Ghisels dan H von Essen berkolaborasi dengan kontraktor F Stolz. Disain pertama yang terealisasi adalah bangunan KPM (kantor perhubungan laut) di jalan Medan Merdeka Timur Jakarta pada tahun itu juga, dengan arsiteknya Ghijsels & Essen. Mirip dengan bangunan Kunstkring di Gondangdia oleh Mooijen, banguna KPM tersebut juga dapat dipakai sebagai contoh disain bnagunan dari masa permulaan gaya Art-Deco di Indo.
Bermula dengan rencana pemerintah Hindia Belanda yang akan menjadikan kota Bandung sebagai pusat komando militer, maka dibangunlah gedung pusat komando milter tahun 1913 dengan VL Slors sebagai arsiteknya. didalam kompleks tersebut dibangun istana panglima komando tahun 1918 karya arsitek Richard & Wolf Schoemaker bersaudara.
Sebagai Town Planner, para arsitek yang tergabung di AIA juga turut serta dalam pembangunan awal dari perluasan wilayah kota Bandung sebelah timur, selain itu juga pada tahun 1917 merebak pembicaraan yang cukup aktual tentang rencana pemindahan ibukota pemerintahan dari Batavia ke Bandung. Untuk itu Prof. Ir karsten ditunjuk sebagai perencana perluasan kota yang dikenal dengan "Karsten Plan".

pada akhir tahun 1920, pihak pengembang dari kotamadya bandung mulai merealisasikan pembangunan gedung departemen tenaga kerja "Gouverments Bedrijven" atau sekarang dikenal dengan nama Gedung Sate, didisain oleh arsitek Ir. J Berger, Ir. Eh De Roo, Ir. G Hendriks & Kol. VL Slors yang selesai tahun 1924. pada masa itu kota Bandung telah mempersiapkan area bagi pemindahan seluruh gedung pemerintahan dari Batavia, tapi rencana tersebut dibatalkan pada tahun 1925.
arsitektur modern kota Bandung diawali dengan penampilan perpaduan budaya timur dan barat yang dikenal dengan aliran Indo-Eropa.

No comments:

Post a Comment